Minggu, 30 November 2025

Assessment

 


 

Langkah-langkah yg wajib dilakukan Nakhoda/Perwira kapal saat memasuki alur sempit & dangkal

1. Membahas Passage Plan yg telah dibuat

2. Membuat perhitungan kondisi alur pelayaran yg akan dilalui; memperhatikan pasang surut, keseimbangan, draft kapal dan UKC (Under Keel Clearance)

3. Perwira jaga menginformasikan kepada Nakhoda sebelum memasuki area dangkal & atau sempit

4. Pengecekan posisi kapal secara berkala selama tugas jaga

5. Memberitahukan masinis jaga agar siap untuk sewaktu-waktu melakukan maneuver

6. Memonitor radio VHF ch. 16 dan memonitor radio SSB, serta merta melapor dan diskusi alur ke tempat tujuan

7. Mengadakan komunikasi lewat radio dengan kapalkapal di daerah sekitar area pelayaran

8. Memberikan instruksi kepada jurumudi untuk berhati-hati dan tidak meninggalkan steering kemudi

 

 

KEBIJAKAN PERUSAHAAN

Keselamatan Kesehatan Kerja dan Perlindungan Lingkungan

a) Mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja

b) Melindungi lingkungan

c) Memenuhi persyaratan perundang-undangan

d) Melakukan peningkatan perbaikan secara terus menerus

e) Menyajikan kerangka sasaran K3L

f) Berkomitmen untuk menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko

g) Memenuhi komitmen untuk konsultasi dan partisipasi pekerja

 

Merokok

Perusahaan memberlakukan kebijakan dilarang merokok di area kantor dan tempat kerja (kapal dan workshop) kecuali di tempat yang telah ditentukan (area merokok).

 

Narkoba dan Minuman Beralkohol

Perusahaan tidak menerima/mempekerjakan personel yang diketahui sebagai pengguna narkoba dan minuman beralkohol dan yang mempunyai catatan penggunaan dalam 3 bulan terakhir. Setiap pelanggaran terhadap kebijjakan ini akan diberhentikan dengan tidak hormat, dan/ atau dilaporkan kepada pihak yang berwajib.

 

Anti Korupsi

Seluruh personel darat dan laut tidak diperkenankan menerima imbalan dari pihak lain apabila dilandasi kepentingan yang merugikan perusahaan, tidak memberi janji (penyuapan) pada pihak lain, dan tidak diperkenankan menjual bahan bakar kapal kepada pihak lainnya.




 

P I P

Patuh

Intervensi

Peduli

 

Apakah Anda secara pribadi berkomitmen untuk patuh dengan:

• Mengetahui, mengerti dan mengikuti kebijakan HSE?

• Tidak menghalangi pintu exit?

• Selalu menggunakan life jacket saat berada di area bahaya jatuh ke air?

• Tidak merokok di tempat yang dilarang untuk merokok?

 

Apakah Anda mampu meng-intervensi terhadap tindakan dan kondisi tidak aman dan menyalahi peraturan dengan:

• Menghentikan sementara pekerjaan jika ditemukan kondisi dan tindakan tidak aman?

• Menghimbau agar tidak merokok di tempat yang dilarang untuk merokok?

• Mengingatkan untuk selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan standar dan pekerjaan?

 

Apakah Anda memperlihatkan kepedulian kepada yang lainnya dengan:

• Merokok di tempat yang ditentukan di dalam / luar gedung?

• Membuang sampah secara benar?

• Melakukan pekerjaan dengan tidak mengganggu orang lain?

 



  • Siapkan: Menyiapkan diri sendiri, peralatan, maupun perlengkapan yang dibutuhkan sebelum memulai.
  • Lakukan: Menerapkan Good Seamanship dan safe marine practice, termasuk penggunaan peralatan dan perlengkapan secara baik dan benar.
  • Awasi: Mengawasi pekerjaan secara aman, benar, memadai, dan efektif, serta selalu waspada terhadap hal-hal tak terduga.
  • Tuntaskan: Menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik dan benar melalui pelaporan dan dokumentasi secara detail dan benar.

 

Perilaku 9 Wajib

1. Menerapkan HSSE Golden Rules

2. Berkompeten

3. Dalam kondisi sehat fisik & mental untuk bekerja

4. Menggunakan APD yang sesuai

5. Mengidentifikasi bahaya & resiko pekerjaan

6. Melaporkan Anomali

7. Memastikan izin kerja (Permit to Work) sudah ada.

8. Menjaga Kebersihan & kerapihan

9. Melaksanakan 10 CLSR S


 

Yang Bisa Dilaporkan Lewat Cermat

1. Keadaan yang tidak aman 

2. Tingkah laku yang tidak aman 

3. Keadaan & tingkah laku positif yang bisa ditiru oleh orang lain 

4. Isu terkait dengan masalah keamanan, misalkan perompak, dll


 

Stop Work Authority (SWA) Procedure: 

1. Segera mengambil tindakan dengan menghentikan pekerjaan 

2. Beritahu pengawas yang bertanggung jawab 

3. Diskusikan dan / atau menentukan tindakan korektif dengan semua pihak yang terlibat 

4. Review dan / atau revisi JSA seperlunya 

5. Komunikasikan tindakan korektif 

6. Lanjutkan Kerja Aman



Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) menjadi salah satu keterampilan dasar medis untuk menyelamatkan nyawa seseorang dalam situasi darurat. Ketika seseorang mengalami henti jantung, aliran darah, maupun oksigen ke otak dan organ tubuh lain terhenti. Tanpa adanya oksigen akan dapat menyebabkan kerusakan permanen dalam waktu singkat. CPR membantu mengembalikan sirkulasi darah dengan memberikan tekanan dada dan pernapasan buatan. Fungsi vital tubuh akan bertahan hingga bantuan medis profesional datang.

1. Periksa dan amankan

·                     Danger: Pastikan lingkungan aman bagi Anda dan korban. Jika perlu, pindahkan korban ke tempat yang lebih aman. 

·                     Response: Periksa kesadaran korban dengan menggoyangkan tubuhnya atau memanggil namanya. Jika tidak ada respons, segera minta bantuan medis dengan menelepon nomor darurat (118 atau 119). 

·                     Send for help: Minta seseorang untuk menelepon ambulans jika Anda tidak sendirian. 

 

2. Buka jalan napas (Airway) 

·                     Posisikan kepala: Miringkan kepala korban ke belakang dan angkat dagunya untuk membuka jalan napas. 

 

3. Periksa pernapasan (Breathing) 

·                     Perhatikan dada: 

Lihat apakah ada gerakan pada dada, dengarkan suara napas, dan rasakan hembusan napas di pipi Anda selama tidak lebih dari 10 detik. 

·                     Beri napas buatan: 

Jika korban tidak bernapas, berikan 2 napas buatan dengan menjepit hidungnya, menutup mulut korban dengan mulut Anda, dan meniup selama satu detik hingga dada korban mengembang. Jika dada tidak mengembang, ulangi langkah memiringkan kepala dan mengangkat dagu. 

 

4. Lakukan kompresi dada (Compression) 

·                     Posisi: 

Letakkan pangkal kedua telapak tangan di tengah dada, di bawah puting. Tumpuk satu tangan di atas tangan lainnya dan luruskan siku Anda. 

·                     Tekan: 

Tekan dada dengan kuat dan cepat, dengan kedalaman minimal 5 cm, dengan kecepatan 100-120 kali per menit. Pastikan dada mengembang sepenuhnya di antara setiap kompresi. 

 

5. Lanjutkan siklus

·                     Ulangi siklus 30 kompresi dan 2 napas buatan secara terus-menerus. 

·                     Lanjutkan hingga bantuan medis datang, korban sadar dan bernapas normal, atau Anda tidak mampu lagi. 

 

 


 

PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE)

APD mungkin tidak selalu dapat menghindarkan Anda dari cidera, tapi APD akan melindungi Anda dari cidera yang lebih parah. APD melengkapi tindakan pencegahan yang diambil.

Untuk memastikan bahwa APD memenuhi tujuannya, Anda harus:

• Mengetahui hazard (bahaya) yang ada di lingkungan Anda

• Mengetahui APD yang tepat untuk pekerjaan yang dilakukan

• Memastikan Anda terlatih dalam cara memakainya

• Melaporkan setiap APD yang hilang atau rusak

• Simpan APD pada tempatnya dan rawatlah

1.       Safety Helmet

2.       Safety Goggles

3.       Mask

4.       Earmuff (Pemakaian di kebisingan >85 dB)

5.       Inflatable Life Jacket (ILJ)

6.       Hand Gloves • Light Duty • High Impact Glove

7.       Coverall

8.       Safety Shoes

NO PPE, NO JOB, GO HOME!


LATIHAN KEADAAN DARURAT

Drill adalah suatu latihan yang dilaksanakan di atas kapal yang bertujuan untuk memberi pemahaman dan pelatihan bagi semua crew kapal. Sehingga setiap crew mengetahui tanggung jawab dan tugasnya serta tindakan yang harus dilakukan bilamana terjadi keadaan darurat di atas kapal. 

Tujuan drill: 

• Tidak panik 

• Terlatih 

• Siap 

• Tahu tugas masing-masing 

• Menambah kesadaran akan bahaya 

 

Jenis drill di atas kapal: 

• Latihan Orang Jatuh ke Laut (Man Over Board) 

• Latihan Kebakaran 

• Latihan Pencemaran Laut 

• Latihan MEDIVAC (Medical Evacuation) 

• Latihan Kegagalan Mesin/Latihan Pengemudian Darurat 

• Antisipasi Cuaca Buruk 

 

 

EPIRB adalah singkatan dari Emergency Position Indicating Radio Beacon. Definisi EPIRB adalah sejenis Suar Radio Indikator Posisi Darurat, yang digunakan sebagai sistem peringatan darurat/marabahaya. EPIRB dapat menunjukkan kepada otoritas SAR baik identitas dan posisi seseorang atau kapal, yang berada dalam bahaya besar dan membutuhkan bantuan segera. Prinsip Kerja EPIRB adalah Ketika beacon aktif, sinyal akan diterima oleh satelit selanjutnya diteruskan ke Local User Terminal (LUT) untuk diproses seperti penentuan posisi, encoded data dan lain-lainnya. Selanjutnya data ini diteruskan ke Mission Control Centre (MCC) di manage. Bila posisi tersebut diluar wilayahnya akan dikirim ke MCC yang bersangkutan, bila di dalam wilayahnya maka akan diteruskan ke instansi yang bertanggung jawab.

SAMPAH TIDAK DIBAKAR Warna: Ungu Plastik, botol kaca, botol plastik, kaleng, bahan karet, benda tidak terbakar lainnya

SAMPAH MUDAH TERBAKAR Warna: Kuning Kertas, kayu, kain, kardus, benda mudah terbakar lainnya

LIMBAH B3 (BAHAN BERACUN & BERBAHAYA) Warna: Hitam Baterai bekas, kemasan bahan kimia, material terkontaminasi minyak/kimia, bahan beracun lainnya

SAMPAH BAHAN ORGANIK Warna: Biru Sisa makanan, bahan organik lainnya

BENDA-BENDA DARI LOGAM Warna: Merah Potongan besi, pipa, kawat, seng, besi, wire, dan lainnya





PENANGGULANGAN TUMPAHAN MINYAK DI ATAS KAPAL

Langkah-langkah pencegahan diri, alat pelindung dan prosedur tanggap darurat:

• Singkirkan semua sumber nyala dan permukaan logam yang panas dari tumpahan (jika memungkinkan). Disarankan untuk menggunakan peralatan elektrik tahan ledakan.

• Jauhkan diri dari kontak dengan tumpahan produk.

• Jauhkan kontak langsung dengan produk.

• Untuk tumpahan dalam jumlah besar, segera isolasi area tumpahan dan jauhkan pihak yang tidak berkepentingan dari area tumpahan tersebut. Gunakan alat pelindung diri yang sesuai, termasuk alat pelindung pernapasan.

 

Langkah-langkah pencegahan bagi lingkungan:

• Hentikan tumpahan/kebocoran (jika memungkinkan).

• Cegah masuknya tumpahan ke dalam selokan, saluran pembuangan atau perembesan ke dalam tanah.

• Gunakan busa (foam) pada area tumpahan untuk meminimalisasi terbentuknya uap.

• Gunakan air untuk meminimalisasi kontaminasi lingkungan dan mengurangi persyaratan pembuangan.

 

Memahami bagaimana melaporkan jika terdapat tumpahan minyak di atas kapal:

1. Lokasi

2. Jumlah

3. Tindakan yang telah dilakukan untuk mengisolasi/mengurangi tumpahan tersebut

4. Arah angin dan arus, dll

 

Metode dan bahan untuk penangkalan (containment) dan pembersihan:

• Lakukan absorpsi tumpahan menggunakan bahan penyerap (sorbent), pasir, tanah lempung dan bahan penghambat kebakaran lainnya.

• Bersihkan dan buang pada tempat pembuangan yang telah ditentukan oleh peraturan setempat.

• Jika terjadi kontaminasi tanah, bersihkan tanah yang terkontaminasi untuk remediasi atau pembuangan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

 



 

MACAM-MACAM KEGIATAN OPERASI

Operasi-operasi tekanan tinggi untuk kelautan:

a. Pemidahan Rig

b. Pekerjaan Jangkar

c. Operasi yang simultan (contoh: Rig, Well Test, Construction)

d. Operasi penarikan / towing

e. Memposisikan Rig, Well Test Barge, Crane Barge, dll

f. Mengangkat benda berat yang berdekatan dengan fasilitas/Prosedur pengangkatan (lifting procedure)

g. Operasi peletakan pipa

h. Memposisikan tangker di SBM

i. Operasi mendekati 500mtr zone fasilitas area Platform

j. Operasi Kargo (mengeluarkan dan memuat material)

k. Pengisian bahan bakar

 

 


MENGENAL H2S Gas Hidrogen Sulfida

Gas Hidrogen Sulfida (H2S) adalah gas yang terbentuk dari:

a. 2 unsur Hidrogen

b. 1 unsur Sulfur

Ciri-ciri gas Hidrogen Sulfida (H2S):

c. Tidak berwarna

d. Berbau seperti telur busuk

e. Beracun

f. Mudah terbakar

g. Sangat korosif mengakibatkan berkarat pada logam tertentu

h. Lebih berat dari udara sehingga cenderung berkumpul dan diam pada daerah yang rendah

 

Gas ini ada ketika bakteri mengurai bahan organik tanpa oksigen (Bahan organik: Benda-benda yang dihasilkan dari makhluk hidup. Contoh: Daun gugur, keringat, sisik ikan) Contoh tempat dimana gas Hidrogen Sulfida (H2S) biasanya muncul:

i. Saluran pembuangan kotoran

j. Rig pengeboran

k. Sumur migas

l. Area ruang tertutup & terbatas (Enclosed & Confined Space). Contoh: Manhole

 

 

Cara menghilangkan gas Hidrogen Sulfida (H2S) di manhole:

a. Buka pintu manhole

b. Pasang blower selama 1-2 hari

c. Pastikan apa ada sisa gas Hidrogen Sulfida (H2S) di dalamnya dengan menggunakan gas detector

 

Cara memberi pertolongan pertama kepada korban yang terkena paparan gas Hidrogen Sulfida (H2S):

d. Pindahkan korban ke tempat dengan udara segar dan berlawanan dengan arah angin

e. Bila korban berhenti nafas, berikan bantuan pernafasan

f. Jaga kondisi tubuh korban tetap hangat

g. Hubungi paramedik atau layanan darurat setempat


 

 

JRA & HIRADC

Job Risk Assessment adalah teknik manajemen keselamatan yang berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan

1.                  Mengidentifikasi semua bahaya

2.                  Menentukan langkah/tindakan pencegahan

3.                  Melaksanakan rencana tindakan pencegahan yang sudah disepakat

 

 

 

Tahap Pengendalian

Eliminasi

Substitusi

Isolasi

Engineering Control

Administrative Control

Protective Equipment


 

SELF CONTAINED BREATHING APPARATUS (SCBA)

CARA PEMAKAIAN BREATHING APPARATUS:

Atur sebaik mungkin harness dan plat penggendong. Longgarkan sabuk penggendong sebaik mungkin. Pasang botol udara ke plat penggendong dan ikat kencang. Sambungkan selang pada botol.

Letakkan SCBA pada posisi tegak, kemudian masukkan tangan kiri dan kanan ke rangkaian harness. Posisikan SCBA di punggung dengan posisi yang nyaman, lalu kencangkan sabuk pinggang.

Kalungkan masker ke leher dan pastikan Air Supply Valve dalam posisi tertutup. Kemudian buka valve pada tabung dan cek Pressure Gauge. Gunakan masker dan kencangkan strip yang ada. Hirup dengan kuat agar ASV dapat membuka secara otomatis. Lalu bernafaslah dengan normal.


 

LATIHAN KEADAAN DARURAT

Drill adalah suatu latihan yang dilaksanakan di atas kapal yang bertujuan untuk memberi pemahaman dan pelatihan bagi semua crew kapal. Sehingga setiap crew mengetahui tanggung jawab dan tugasnya serta tindakan yang harus dilakukan bilamana terjadi keadaan darurat di atas kapal.

Tujuan drill:

• Tidak panik

• Terlatih

• Siap

• Tahu tugas masing-masing

• Menambah kesadaran akan bahaya

 

Jenis drill di atas kapal:

• Latihan Orang Jatuh ke Laut (Man Over Board)

• Latihan Kebakaran • Latihan Pencemaran Laut

• Latihan MEDIVAC (Medical Evacuation)

• Latihan Kegagalan Mesin/Latihan Pengemudian Darurat

• Antisipasi Cuaca Buruk


MARINE OPERATION PERMIT

Tujuan MOP adalah memastikan semua bahaya yang berhubungan dengan operasi marine sepenuhnya dapat diantisipasi.

Terdapat 2 jenis MOP:

a.               MOP TRANSIT

Diterbitkan ketika kapal berlayar di zona luar 200 m dari fasilitas ,dan atau di dalam zona 200 m dari fasilitas ,tanpa melaksanakan aktivitas marine yang spesifik.

 

Aktivitas yg menggunakan MOP Transit: single sailing (LCT, TB), cargo transport (Logistics, FW, Fuel), pax transport.

 

Berlaku mengikuti expire date dari IRC dan maksimum 30 hari dari tanggal diterbitkan

 

b.               MOP SPESIFIK

Dibutuhkan dalam setiap aktivitas marine di dalam zona 200 m dari fasilitas ,dan atau di luar 200 m dari fasilitas , di dalam site custodianship.

 

Aktivitas yg menggunakan MOP Spesifik: towing, mooring/unmooring, anchor job/drop spud can, survey, diving, logistics

 

Berlaku maksimal 7 hari dari tanggal diterbitkan.

 

Sebagai pelengkap Permit to Work (PTW), sehingga harus dilampirkan dalam PTW.

 

MOP dikecualikan untuk:

• Situasi darurat

• Operasi marine khusus yang dilakukan di luar area operasional

• Operasi marine khusus yang dilakukan di dalam area operasional namun memiliki pengecualian yang disepakati manajemen (CSD, dll)

• Operasi marine kapalnya RIG yang dilakukan dalam zona 500 m dari rig dan diatur oleh rig

 

 

INSPECTION RELEASE CERTIFICATE

 

IRC dikeluarkan oleh SUP/FLO/INS kepada seluruh kapal kontraktor dan sub-kontraktor yang telah memenuhi persyaratan untuk beroperasi di area ,dan dinyatakan layak beroperasi setelah dilakukan inspeksi.

 

IRC yang valid digunakan untuk mendapatkan MOP. NO IRC = NO MOP = NO OPERATION

 

Validitas IRC:

1.        Sertifikat yang tanggal expire-nya paling dekat

2.        6 bulan (sesuai dengan periodical inspection)

3.       1 atau 2 minggu jika ada finding kategori P1 atau P2 yang belum diclose oleh kontraktor

4.       Akhir dari kontrak

 

Finding kategori P1 → temuan yang wajib di-close dalam waktu 1 – 7 hari

Finding kategori P2 → temuan yang dapat di-close dalam waktu 2 minggu

Finding kategori P3 → temuan yang dapat di-close pada saat kapal docking

 

SURAT PERSETUJUAN OLAH GERAK & SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR

Dokumen Shifting Permit (izin gerak) merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh kantor syahbandar dan digunakan oleh kapal untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya (atau dari jetty ke jetty lainnya) dalam satu daerah untuk melakukan suatu aktivitas.

Surat Persetujuan Berlayar (Port Clearance) adalah dokumen negara yang dikeluarkan oleh syahbandar kepada setiap kapal yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan, sebagai bukti otentik bahwa kapal telah diperiksa, memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal, dan telah memenuhi kewajiban di bidang pelayaran lainnya.

 

 


SISTEM PENAMBATAN TALI

Ukuran mooring rope:

8“ Circumference (2.5“ diameter)

 

Jumlah mooring rope:

• 2 unit di sisi kiri kapal

• 2 unit di sisi kanan kapal

• 2 unit sebagai cadangan

 

Ukuran towing rope: 9.5“ Cir (3“ diameter) breaking load 60 ton (5 x BP Tug Boat dgn 1100 HP)

 

Jumlah towing rope:

• 2 unit panjang (1 digunakan, 1 spare)

• 2 unit pendek (dipakai sbg breast line)

 

Tali buangan adalah tali yg dilempar dari kapal ke dermaga atau ke kapal lainnya dengan tujuan mengirimkan tali kapal.

 

TOWING (DI ALUR YG SEMPIT & BERKELOK)

DILARANG

× Menggunakan towing panjang

× Masuk searah dengan arus

× Masuk channel tanpa minta informasi ke Site Marine Authorithy

 

BENAR

1. Masuk ke alur ketika arus sedang slack

2. Masuk ke alur dgn cara berlawanan arah dgn arah arus

3. Menggunakan cara push towing karena lebih mudah mengendalikan gerakan ponton yg didorong dan mengontrol kecepatannya

 

ATAU

1.       Masuk menggunakan cara gandeng samping

2.      Masuk ketika tidak ada kapal yg sedang berjalan dengan arah berlawanan di channel

 

 

SISTEM PENAMBATAN TALI

Hal-hal yg perlu diperhatikan pada saat melakukan pekerjaan dengan menggunakan tali:

• Persiapan mooring line dan peralatan

• Tempatkan diri Anda pada posisi yang aman saat kegiatan mooring

• Jangan ragu untuk minta bantuan crew darat untuk membantu

• Jangan pernah melakukan kegiatan mooring / unmooring dengan tergesa-gesa

• Gunakan PPE yang sesuai

• Lakukan pengetesan mooring winch sebelum digunakan

• Check motor winch, break winch, gear winch, tension meter, alat komunikasi dan emergency axe (kapak)

 

MASIH SERING TERJADI KECELAKAAN SAAT CREW BEKERJA DENGAN TALI MOORING

 

Snap back zone adalah zona batas kibasan tali putus akibat energi kinetic yang ditimbulkan oleh tegangan tali itu sendiri. Marking snap back zone berfungsi untuk tanda dalam batas jarak aman ketika melaksanakan mooring operation saat menyandarkan kapal. 

 

 

BAHAYA NAVIGASI DI AREA OPERASI

Area Dangkal

Merupakan area yang memungkinkan kapal untuk kandas saat dilewat

Alur Pelayaran Sempit

Merupakan area dimana kapal memiliki ruang gerak yang terbatas

Arus Pasang Surut

Kondisi saat perairan mengalami penambahan atau pengurangan volume air

Crossing Pipeline

Area yang terdapat banyak pipa yang melintas di bawah perairan

Fish Trap / Fish Net / Jaring

Biasa dikenal sebagai julu – julu

Tambak

Area pengembangbiakan hewan atau biota yang hidup di perairan oleh warga

Bangunan / Rumah Warga

Seperti rumah panggung di dekat perairan dan jamban

Unit Navigation Buoys

Salah satu perangkat navigasi yang ditempatkan pada berbagai area di perairan; terkadang tidak menyala (rusak)

Piling yang Rusak

Beberapa piling telah rusak dan tidak terlihat pada saat air sedang pasang

Kapal-Kapal Lainnya

Kapal-kapal yang juga beroperasi seperti kapal tanker, coal barge dan kapal cargo

 

 

 

CHECKLIST TRANSFER BAHAN BAKAR

 

PERSIAPAN AWAL

1.      Pastikan semua personil sadar akan niat untuk isi bahan bakar

2.      Pastikan semua personil sadar akan prosedur tanggap keadaan darurat

3.      Naikkan bendera “B” / Nyalakan lampu merah

4.      Diskusikan rencana Bunker & Urutan tangki dengan perwira yg terlibat

5.      Tutup & kencangkan semua katup pembuangan keluar kapal

6.      Tutup dan bleng semua katup manifold yg tak perlu / koneksi

7.      Tutup semua lubang Scupper dan minyak / kedap

8.      Sediakan/tempatkan bahan penyerap minyak (SOPEP) di dekat lokasi

9.      Membangun Sistem komunikasi umum di antara pengisian bahan bakar, perwira jaga & kamar mesin

10.  Komunikasi ke supplier

11.  Cek semua pipa udara (Ventilasi) tangki yang diisi telah terbuka dan bersih

12.  Pastikan semua pipa sounding tertutup erat, kecuali ketika menyonding tangki

13.  Cek semua alarm peringatan level tinggi tangki (jika terpasang)

14.  Pastikan semua tindakan pencegahan kebakaran dipatuhi

15.  Menempatkan wadah penampung tetesan di bawah sambungan selang & plens

16.  Mencek Jumlah dalam DO dan jenisnya sudah benar

17.  Tekanan pompa supply dan jumlahnya disetujui

18.  Meninjau, menyetujui dan mencatat pembacaan meteran barge/darat

19.  Pastikan tangki overflow yg sudah ditentukan dipersiapkan

20.  Persiapkan len pengisian dan buka semua valve yg sesuai

 

SELAMA BUNKER

1.      Mulai bunker pada kecepatan pompa minimum

2.      Monitor tekanan pada len supply (saluran pasokan)

3.      Menguji kebocoran sambungan selang

4.      Turunkan kecepatan pompa dan/atau buka tangki berikutnya sebelum tangki penuh

5.      Saksi, tanggal, tanda jaga bersama & jaga sampel bunker yang tersegel

6.      Memberikan peringatan tepat waktu pada supplier untuk mengurangi kecepatan pemompaan

7.      Memberikan peringatan tepat waktu pada supplier untuk menghentikan pemompaan

 

SELESAI BUNKER

1.      Pastikan semua selang sepenuhnya didrain (dikuras/dibersihkan)

2.      Tutup dan bleng sambungan manifold

3.      Kosongkan dan lepas slang

4.      Turunkan bendera bunker (B)

5.      Konfirmasi ulang semua saluran bunker dan katup pengisian tangki terikat (dikencangkan)

6.      Konfirmasi ulang semua sounding/pengukuran bunker

7.      Meninjau, menyetujui dan mencatat pembacaan meteran barge/di darat

8.      Verifikasi semua perincian penerimaan bunker adalah benar

9.      Lengkapi dan masukkan ke buku catatan minyak

 

 


RUMUS: Kedalaman Air = ( UKC + Draft ) – Pasang Surut Pasang Surut = ( UKC + Draft ) – Kedalaman Air Draft = ( Kedalaman Air – UKC ) + Pasang Surut UKC = ( Kedalaman Air + Pasang Surut ) – Draf

 

 

PEMBACAAN DRAFT

Jika garis air berada di bawah angka, maka artinya draft menunjukkan angka tersebut (biasanya genap). • Namun jika garis air berada di atas angka, maka artinya draft menunjukkan angka setelahnya (biasanya ganjil).

RUMUS: Draft depan = ( Draft tengah × 2 ) – Draft belakang Draft belakang = ( Draft tengah × 2 ) – Draft bepan Draft tengah = ( Draft depan + Draft belakang ) ÷ 2


 


 

TRIM

Trim adalah

(1)perbedaan antara draft depan dan draft belakang;

(2)perhitungan dari pembacaan draft kapal untuk mengetahui kemiringan kapal dari depan kapal (haluan) atau dari belakang kapal (buritan).


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.