 |
|
Langkah-langkah yg wajib
dilakukan Nakhoda/Perwira kapal saat memasuki alur sempit & dangkal
1.
Membahas Passage Plan yg telah dibuat
2.
Membuat perhitungan kondisi alur pelayaran yg akan dilalui; memperhatikan
pasang surut, keseimbangan, draft kapal dan UKC (Under Keel Clearance)
3.
Perwira jaga menginformasikan kepada Nakhoda sebelum memasuki area dangkal
& atau sempit
4.
Pengecekan posisi kapal secara berkala selama tugas jaga
5.
Memberitahukan masinis jaga agar siap untuk sewaktu-waktu melakukan maneuver
6.
Memonitor radio VHF ch. 16 dan memonitor radio SSB, serta merta melapor dan
diskusi alur ke tempat tujuan
7.
Mengadakan komunikasi lewat radio dengan kapalkapal di daerah sekitar area
pelayaran
8.
Memberikan instruksi kepada jurumudi untuk berhati-hati dan tidak meninggalkan
steering kemudi
|
 |
|
KEBIJAKAN PERUSAHAAN
Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Perlindungan Lingkungan
a)
Mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja
b)
Melindungi lingkungan
c)
Memenuhi persyaratan perundang-undangan
d)
Melakukan peningkatan perbaikan secara terus menerus
e)
Menyajikan kerangka sasaran K3L
f)
Berkomitmen untuk menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko
g)
Memenuhi komitmen untuk konsultasi dan partisipasi pekerja
Merokok
Perusahaan
memberlakukan kebijakan dilarang merokok di area kantor dan tempat kerja (kapal
dan workshop) kecuali di tempat yang telah ditentukan (area merokok).
Narkoba
dan Minuman Beralkohol
Perusahaan
tidak menerima/mempekerjakan personel yang diketahui sebagai pengguna narkoba
dan minuman beralkohol dan yang mempunyai catatan penggunaan dalam 3 bulan
terakhir. Setiap pelanggaran terhadap kebijjakan ini akan diberhentikan dengan
tidak hormat, dan/ atau dilaporkan kepada pihak yang berwajib.
Anti
Korupsi
Seluruh
personel darat dan laut tidak diperkenankan menerima imbalan dari pihak lain
apabila dilandasi kepentingan yang merugikan perusahaan, tidak memberi janji
(penyuapan) pada pihak lain, dan tidak diperkenankan menjual bahan bakar kapal
kepada pihak lainnya.
|
 |
|
P I P
Patuh
Intervensi
Peduli
Apakah
Anda secara pribadi berkomitmen untuk patuh
dengan:
•
Mengetahui, mengerti dan mengikuti kebijakan HSE?
•
Tidak menghalangi pintu exit?
•
Selalu menggunakan life jacket saat berada di area bahaya jatuh ke air?
•
Tidak merokok di tempat yang dilarang untuk merokok?
Apakah
Anda mampu meng-intervensi terhadap tindakan dan kondisi tidak
aman dan menyalahi peraturan dengan:
•
Menghentikan sementara pekerjaan jika ditemukan kondisi dan tindakan tidak
aman?
•
Menghimbau agar tidak merokok di tempat yang dilarang untuk merokok?
•
Mengingatkan untuk selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai
dengan standar dan pekerjaan?
Apakah
Anda memperlihatkan kepedulian kepada yang lainnya dengan:
•
Merokok di tempat yang ditentukan di dalam / luar gedung?
•
Membuang sampah secara benar?
•
Melakukan pekerjaan dengan tidak mengganggu orang lain?
|

 |
- Siapkan: Menyiapkan diri sendiri, peralatan, maupun perlengkapan yang dibutuhkan sebelum memulai.
- Lakukan: Menerapkan Good Seamanship dan safe marine practice, termasuk penggunaan peralatan dan perlengkapan secara baik dan benar.
- Awasi: Mengawasi pekerjaan secara aman, benar, memadai, dan efektif, serta selalu waspada terhadap hal-hal tak terduga.
- Tuntaskan: Menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik dan benar melalui pelaporan dan dokumentasi secara detail dan benar.
|
 |
|
Perilaku 9 Wajib
1.
Menerapkan HSSE Golden Rules
2.
Berkompeten
3.
Dalam kondisi sehat fisik & mental untuk bekerja
4.
Menggunakan APD yang sesuai
5.
Mengidentifikasi bahaya & resiko pekerjaan
6.
Melaporkan Anomali
7.
Memastikan izin kerja (Permit to Work) sudah ada.
8.
Menjaga Kebersihan & kerapihan
9.
Melaksanakan 10 CLSR S
|
 |
Yang Bisa Dilaporkan Lewat Cermat
1. Keadaan yang tidak aman 2. Tingkah laku yang tidak aman 3. Keadaan & tingkah laku positif
yang bisa ditiru oleh orang lain 4. Isu terkait dengan masalah
keamanan, misalkan perompak, dll |
 |
Stop Work Authority (SWA) Procedure: 1. Segera mengambil tindakan dengan menghentikan pekerjaan 2. Beritahu pengawas yang bertanggung jawab 3. Diskusikan dan / atau menentukan tindakan korektif dengan
semua pihak yang terlibat 4. Review dan / atau revisi JSA seperlunya 5. Komunikasikan tindakan korektif 6. Lanjutkan Kerja Aman |
 |
|
Cardiopulmonary
Resuscitation (CPR) menjadi salah satu keterampilan dasar medis untuk
menyelamatkan nyawa seseorang dalam situasi darurat. Ketika seseorang mengalami
henti jantung, aliran darah, maupun oksigen ke otak dan organ tubuh lain
terhenti. Tanpa adanya oksigen akan dapat menyebabkan kerusakan permanen dalam
waktu singkat. CPR membantu mengembalikan sirkulasi darah dengan memberikan
tekanan dada dan pernapasan buatan. Fungsi vital tubuh akan bertahan hingga
bantuan medis profesional datang.
|
 |
|
1. Periksa dan amankan
·
Danger: Pastikan lingkungan aman bagi Anda dan korban. Jika
perlu, pindahkan korban ke tempat yang lebih aman.
·
Response: Periksa kesadaran korban dengan menggoyangkan tubuhnya
atau memanggil namanya. Jika tidak ada respons, segera minta bantuan medis
dengan menelepon nomor darurat (118 atau 119).
·
Send
for help: Minta seseorang untuk menelepon ambulans
jika Anda tidak sendirian.
2. Buka jalan napas
(Airway)
·
Posisikan
kepala: Miringkan kepala korban ke belakang dan
angkat dagunya untuk membuka jalan napas.
3. Periksa pernapasan
(Breathing)
·
Perhatikan
dada:
Lihat apakah ada
gerakan pada dada, dengarkan suara napas, dan rasakan hembusan napas di pipi
Anda selama tidak lebih dari 10 detik.
·
Beri
napas buatan:
Jika korban tidak
bernapas, berikan 2 napas buatan dengan menjepit hidungnya, menutup mulut
korban dengan mulut Anda, dan meniup selama satu detik hingga dada korban
mengembang. Jika dada tidak mengembang, ulangi langkah memiringkan kepala
dan mengangkat dagu.
4. Lakukan kompresi
dada (Compression)
·
Posisi:
Letakkan pangkal kedua
telapak tangan di tengah dada, di bawah puting. Tumpuk satu tangan di atas
tangan lainnya dan luruskan siku Anda.
·
Tekan:
Tekan dada dengan kuat
dan cepat, dengan kedalaman minimal 5 cm, dengan kecepatan 100-120 kali per
menit. Pastikan dada mengembang sepenuhnya di antara setiap
kompresi.
5. Lanjutkan siklus
·
Ulangi siklus 30 kompresi dan 2 napas buatan secara terus-menerus.
·
Lanjutkan hingga bantuan medis datang, korban sadar dan bernapas normal,
atau Anda tidak mampu lagi.
|
 |
|
PERSONAL PROTECTIVE
EQUIPMENT (PPE)
APD
mungkin tidak selalu dapat menghindarkan Anda dari cidera, tapi APD akan
melindungi Anda dari cidera yang lebih parah. APD melengkapi tindakan
pencegahan yang diambil.
Untuk
memastikan bahwa APD memenuhi tujuannya, Anda harus:
•
Mengetahui hazard (bahaya) yang ada di lingkungan Anda
•
Mengetahui APD yang tepat untuk pekerjaan yang dilakukan
•
Memastikan Anda terlatih dalam cara memakainya
•
Melaporkan setiap APD yang hilang atau rusak
•
Simpan APD pada tempatnya dan rawatlah
1.
Safety
Helmet
2.
Safety
Goggles
3.
Mask
4.
Earmuff
(Pemakaian di kebisingan >85 dB)
5.
Inflatable
Life Jacket (ILJ)
6.
Hand
Gloves • Light Duty • High Impact Glove
7.
Coverall
8.
Safety
Shoes
NO PPE, NO JOB, GO HOME!
|
LATIHAN KEADAAN DARURAT
Drill adalah suatu latihan yang dilaksanakan di
atas kapal yang bertujuan untuk memberi
pemahaman dan pelatihan bagi semua crew
kapal. Sehingga setiap crew mengetahui tanggung
jawab dan tugasnya serta tindakan yang harus
dilakukan bilamana terjadi keadaan darurat di
atas kapal.
Tujuan drill:
• Tidak panik
• Terlatih
• Siap
• Tahu tugas masing-masing
• Menambah kesadaran akan bahaya
Jenis drill di atas kapal:
• Latihan Orang Jatuh ke Laut (Man Over Board)
• Latihan Kebakaran
• Latihan Pencemaran Laut
• Latihan MEDIVAC (Medical Evacuation)
• Latihan Kegagalan Mesin/Latihan Pengemudian
Darurat
• Antisipasi Cuaca Buruk
 |
EPIRB adalah singkatan dari Emergency Position Indicating
Radio Beacon. Definisi EPIRB adalah sejenis Suar Radio
Indikator Posisi Darurat, yang digunakan sebagai sistem
peringatan darurat/marabahaya. EPIRB dapat menunjukkan
kepada otoritas SAR baik identitas dan posisi seseorang atau
kapal, yang berada dalam bahaya besar dan membutuhkan
bantuan segera.
Prinsip Kerja EPIRB adalah Ketika beacon aktif, sinyal akan
diterima oleh satelit selanjutnya diteruskan ke Local User
Terminal (LUT) untuk diproses seperti penentuan posisi,
encoded data dan lain-lainnya. Selanjutnya data ini diteruskan
ke Mission Control Centre (MCC) di manage. Bila posisi
tersebut diluar wilayahnya akan dikirim ke MCC yang
bersangkutan, bila di dalam wilayahnya maka akan diteruskan
ke instansi yang bertanggung jawab. |
 |
|
SAMPAH TIDAK
DIBAKAR Warna: Ungu Plastik,
botol kaca, botol plastik, kaleng, bahan karet, benda tidak terbakar lainnya
SAMPAH MUDAH TERBAKAR Warna: Kuning Kertas, kayu, kain, kardus, benda mudah terbakar
lainnya
LIMBAH B3
(BAHAN BERACUN & BERBAHAYA) Warna: Hitam Baterai bekas, kemasan bahan kimia, material terkontaminasi minyak/kimia,
bahan beracun lainnya
SAMPAH BAHAN
ORGANIK Warna: Biru Sisa
makanan, bahan organik lainnya
BENDA-BENDA DARI
LOGAM Warna: Merah Potongan
besi, pipa, kawat, seng, besi, wire, dan lainnya
|
PENANGGULANGAN TUMPAHAN MINYAK DI ATAS KAPAL
Langkah-langkah
pencegahan diri, alat pelindung dan prosedur tanggap darurat:
•
Singkirkan semua sumber nyala dan permukaan logam yang panas dari tumpahan
(jika memungkinkan). Disarankan untuk menggunakan peralatan elektrik tahan
ledakan.
•
Jauhkan diri dari kontak dengan tumpahan produk.
•
Jauhkan kontak langsung dengan produk.
•
Untuk tumpahan dalam jumlah besar, segera isolasi area tumpahan dan jauhkan
pihak yang tidak berkepentingan dari area tumpahan tersebut. Gunakan alat
pelindung diri yang sesuai, termasuk alat pelindung pernapasan.
Langkah-langkah
pencegahan bagi lingkungan:
•
Hentikan tumpahan/kebocoran (jika memungkinkan).
•
Cegah masuknya tumpahan ke dalam selokan, saluran pembuangan atau perembesan ke
dalam tanah.
•
Gunakan busa (foam) pada area tumpahan untuk meminimalisasi terbentuknya uap.
•
Gunakan air untuk meminimalisasi kontaminasi lingkungan dan mengurangi
persyaratan pembuangan.
Memahami
bagaimana melaporkan jika terdapat tumpahan minyak di atas kapal:
1.
Lokasi
2.
Jumlah
3.
Tindakan yang telah dilakukan untuk mengisolasi/mengurangi tumpahan tersebut
4.
Arah angin dan arus, dll
Metode
dan bahan untuk penangkalan (containment) dan pembersihan:
•
Lakukan absorpsi tumpahan menggunakan bahan penyerap (sorbent), pasir, tanah
lempung dan bahan penghambat kebakaran lainnya.
•
Bersihkan dan buang pada tempat pembuangan yang telah ditentukan oleh peraturan
setempat.
•
Jika terjadi kontaminasi tanah, bersihkan tanah yang terkontaminasi untuk
remediasi atau pembuangan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 |
|
MACAM-MACAM KEGIATAN OPERASI
Operasi-operasi
tekanan tinggi untuk kelautan:
a.
Pemidahan Rig
b.
Pekerjaan Jangkar
c.
Operasi yang simultan (contoh: Rig, Well Test, Construction)
d.
Operasi penarikan / towing
e.
Memposisikan Rig, Well Test Barge, Crane Barge, dll
f.
Mengangkat benda berat yang berdekatan dengan fasilitas/Prosedur pengangkatan
(lifting procedure)
g.
Operasi peletakan pipa
h.
Memposisikan tangker di SBM
i.
Operasi mendekati 500mtr zone fasilitas area Platform
j.
Operasi Kargo (mengeluarkan dan memuat material)
k.
Pengisian bahan bakar
|
MENGENAL H2S Gas Hidrogen Sulfida
Gas
Hidrogen Sulfida (H2S) adalah gas yang terbentuk dari:
a.
2 unsur Hidrogen
b.
1 unsur Sulfur
Ciri-ciri
gas Hidrogen Sulfida (H2S):
c.
Tidak berwarna
d.
Berbau seperti telur busuk
e.
Beracun
f.
Mudah terbakar
g.
Sangat korosif mengakibatkan berkarat pada logam tertentu
h.
Lebih berat dari udara sehingga cenderung berkumpul dan diam pada daerah yang
rendah
Gas
ini ada ketika bakteri mengurai bahan organik tanpa oksigen (Bahan organik:
Benda-benda yang dihasilkan dari makhluk hidup. Contoh: Daun gugur, keringat,
sisik ikan) Contoh tempat dimana gas Hidrogen Sulfida (H2S) biasanya muncul:
i.
Saluran pembuangan kotoran
j.
Rig pengeboran
k.
Sumur migas
l.
Area ruang tertutup & terbatas (Enclosed & Confined Space). Contoh:
Manhole
 |
|
Cara
menghilangkan gas Hidrogen Sulfida (H2S) di manhole:
a.
Buka pintu manhole
b.
Pasang blower selama 1-2 hari
c.
Pastikan apa ada sisa gas Hidrogen Sulfida (H2S) di dalamnya dengan menggunakan
gas detector
Cara
memberi pertolongan pertama kepada korban yang terkena paparan gas Hidrogen
Sulfida (H2S):
d.
Pindahkan korban ke tempat dengan udara segar dan berlawanan dengan arah angin
e.
Bila korban berhenti nafas, berikan bantuan pernafasan
f.
Jaga kondisi tubuh korban tetap hangat
g.
Hubungi paramedik atau layanan darurat setempat
|
 |
|
JRA & HIRADC
Job
Risk Assessment adalah
teknik manajemen keselamatan yang berfokus pada identifikasi bahaya dan
pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang
hendak dilakukan
1.
Mengidentifikasi semua bahaya
2.
Menentukan langkah/tindakan pencegahan
3.
Melaksanakan rencana tindakan pencegahan yang sudah
disepakat
Tahap
Pengendalian
Eliminasi
Substitusi
Isolasi
Engineering Control
Administrative
Control Protective Equipment
|
 |
|
SELF CONTAINED BREATHING APPARATUS (SCBA)
CARA
PEMAKAIAN BREATHING APPARATUS:
Atur
sebaik mungkin harness dan plat penggendong. Longgarkan sabuk penggendong
sebaik mungkin. Pasang botol udara ke plat penggendong dan ikat kencang.
Sambungkan selang pada botol.
Letakkan
SCBA pada posisi tegak, kemudian masukkan tangan kiri dan kanan ke rangkaian
harness. Posisikan SCBA di punggung dengan posisi yang nyaman, lalu kencangkan
sabuk pinggang.
Kalungkan
masker ke leher dan pastikan Air Supply Valve dalam posisi tertutup. Kemudian
buka valve pada tabung dan cek Pressure Gauge. Gunakan masker dan kencangkan
strip yang ada. Hirup dengan kuat agar ASV dapat membuka secara otomatis. Lalu
bernafaslah dengan normal.
|
 |
|
LATIHAN KEADAAN DARURAT
Drill
adalah suatu latihan yang dilaksanakan di atas kapal yang bertujuan untuk
memberi pemahaman dan pelatihan bagi semua crew kapal. Sehingga setiap crew
mengetahui tanggung jawab dan tugasnya serta tindakan yang harus dilakukan
bilamana terjadi keadaan darurat di atas kapal.
Tujuan
drill:
•
Tidak panik
•
Terlatih
•
Siap
•
Tahu tugas masing-masing
•
Menambah kesadaran akan bahaya
Jenis
drill di atas kapal:
•
Latihan Orang Jatuh ke Laut (Man Over Board)
•
Latihan Kebakaran • Latihan Pencemaran Laut
•
Latihan MEDIVAC (Medical Evacuation)
•
Latihan Kegagalan Mesin/Latihan Pengemudian Darurat
•
Antisipasi Cuaca Buruk
|
MARINE OPERATION PERMIT
Tujuan
MOP adalah memastikan semua bahaya yang berhubungan dengan operasi marine
sepenuhnya dapat diantisipasi.
Terdapat
2 jenis MOP:
a.
MOP
TRANSIT
Diterbitkan ketika
kapal berlayar di zona luar 200 m dari fasilitas ,dan atau di dalam zona 200 m
dari fasilitas ,tanpa melaksanakan aktivitas marine yang spesifik.
Aktivitas yg
menggunakan MOP Transit: single sailing (LCT, TB), cargo transport (Logistics,
FW, Fuel), pax transport.
Berlaku mengikuti
expire date dari IRC dan maksimum 30 hari dari tanggal diterbitkan
b.
MOP
SPESIFIK
Dibutuhkan dalam
setiap aktivitas marine di dalam zona 200 m dari fasilitas ,dan atau di luar
200 m dari fasilitas , di dalam site custodianship.
Aktivitas yg
menggunakan MOP Spesifik: towing, mooring/unmooring, anchor job/drop spud can,
survey, diving, logistics
Berlaku maksimal 7
hari dari tanggal diterbitkan.
Sebagai pelengkap
Permit to Work (PTW), sehingga harus dilampirkan dalam PTW.
MOP dikecualikan untuk:
• Situasi darurat
• Operasi marine
khusus yang dilakukan di luar area operasional
• Operasi marine
khusus yang dilakukan di dalam area operasional namun memiliki pengecualian
yang disepakati manajemen (CSD, dll)
• Operasi marine kapalnya RIG yang
dilakukan dalam zona 500 m dari rig dan diatur oleh rig
INSPECTION RELEASE CERTIFICATE
IRC
dikeluarkan oleh SUP/FLO/INS kepada seluruh kapal kontraktor dan sub-kontraktor
yang telah memenuhi persyaratan untuk beroperasi di area ,dan dinyatakan layak
beroperasi setelah dilakukan inspeksi.
IRC yang
valid digunakan untuk mendapatkan MOP. NO IRC = NO MOP = NO OPERATION
Validitas
IRC:
1. Sertifikat yang tanggal expire-nya paling
dekat
2. 6 bulan (sesuai dengan periodical inspection)
3. 1 atau 2 minggu
jika ada finding kategori P1 atau P2 yang belum diclose oleh kontraktor
4. Akhir dari
kontrak
Finding
kategori P1 → temuan yang wajib di-close dalam waktu 1 – 7 hari
Finding
kategori P2 → temuan yang dapat di-close dalam waktu 2 minggu
Finding
kategori P3 → temuan yang dapat di-close pada saat kapal docking
SURAT PERSETUJUAN OLAH
GERAK & SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR
Dokumen Shifting
Permit (izin gerak)
merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh kantor syahbandar dan digunakan oleh
kapal untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya (atau dari jetty ke
jetty lainnya) dalam satu daerah untuk melakukan suatu aktivitas.
Surat Persetujuan Berlayar (Port
Clearance) adalah dokumen negara yang dikeluarkan
oleh syahbandar kepada setiap kapal yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan,
sebagai bukti otentik bahwa kapal telah diperiksa, memenuhi persyaratan
kelaiklautan kapal, dan telah memenuhi kewajiban di bidang pelayaran lainnya.
SISTEM
PENAMBATAN TALI
Ukuran mooring rope:
8“ Circumference
(2.5“ diameter)
Jumlah mooring rope:
• 2 unit di sisi kiri
kapal
• 2 unit di sisi
kanan kapal
• 2 unit sebagai
cadangan
Ukuran towing rope:
9.5“ Cir (3“ diameter) breaking load 60 ton (5 x BP Tug Boat dgn 1100 HP)
Jumlah towing rope:
• 2 unit panjang (1
digunakan, 1 spare)
• 2 unit pendek
(dipakai sbg breast line)
Tali buangan adalah
tali yg dilempar dari kapal ke dermaga atau ke kapal lainnya dengan tujuan
mengirimkan tali kapal.
TOWING
(DI ALUR YG SEMPIT & BERKELOK)
DILARANG
× Menggunakan towing
panjang
× Masuk searah dengan
arus
× Masuk channel tanpa
minta informasi ke Site Marine Authorithy
BENAR
1. Masuk ke alur
ketika arus sedang slack
2. Masuk ke alur dgn
cara berlawanan arah dgn arah arus
3. Menggunakan cara
push towing karena lebih mudah mengendalikan gerakan ponton yg didorong dan
mengontrol kecepatannya
ATAU
1. Masuk menggunakan cara gandeng samping
2. Masuk ketika tidak ada kapal yg sedang
berjalan dengan arah berlawanan di channel
SISTEM
PENAMBATAN TALI
Hal-hal yg perlu
diperhatikan pada saat melakukan pekerjaan dengan menggunakan tali:
• Persiapan mooring
line dan peralatan
• Tempatkan diri Anda
pada posisi yang aman saat kegiatan mooring
• Jangan ragu untuk
minta bantuan crew darat untuk membantu
• Jangan pernah
melakukan kegiatan mooring / unmooring dengan tergesa-gesa
• Gunakan PPE yang
sesuai
• Lakukan pengetesan
mooring winch sebelum digunakan
• Check motor winch,
break winch, gear winch, tension meter, alat komunikasi dan emergency axe
(kapak)
MASIH SERING TERJADI
KECELAKAAN SAAT CREW BEKERJA DENGAN TALI MOORING
Snap back zone adalah zona batas kibasan
tali putus akibat energi kinetic yang ditimbulkan oleh tegangan tali itu
sendiri. Marking snap back zone berfungsi untuk tanda dalam batas jarak aman
ketika melaksanakan mooring operation saat menyandarkan kapal.
BAHAYA
NAVIGASI DI AREA OPERASI
Area Dangkal
Merupakan area yang
memungkinkan kapal untuk kandas saat dilewat
Alur Pelayaran Sempit
Merupakan area dimana
kapal memiliki ruang gerak yang terbatas
Arus Pasang Surut
Kondisi saat perairan
mengalami penambahan atau pengurangan volume air
Crossing Pipeline
Area yang terdapat
banyak pipa yang melintas di bawah perairan
Fish Trap / Fish Net
/ Jaring
Biasa dikenal sebagai
julu – julu
Tambak
Area pengembangbiakan
hewan atau biota yang hidup di perairan oleh warga
Bangunan / Rumah
Warga
Seperti rumah
panggung di dekat perairan dan jamban
Unit Navigation Buoys
Salah satu perangkat
navigasi yang ditempatkan pada berbagai area di perairan; terkadang tidak
menyala (rusak)
Piling yang Rusak
Beberapa piling telah
rusak dan tidak terlihat pada saat air sedang pasang
Kapal-Kapal Lainnya
Kapal-kapal yang juga beroperasi seperti
kapal tanker, coal barge dan kapal cargo
CHECKLIST
TRANSFER BAHAN BAKAR
PERSIAPAN
AWAL
1.
Pastikan
semua personil sadar akan niat untuk isi bahan bakar
2.
Pastikan
semua personil sadar akan prosedur tanggap keadaan darurat
3.
Naikkan
bendera “B” / Nyalakan lampu merah
4.
Diskusikan
rencana Bunker & Urutan tangki dengan perwira yg terlibat
5.
Tutup
& kencangkan semua katup pembuangan keluar kapal
6.
Tutup
dan bleng semua katup manifold yg tak perlu / koneksi
7.
Tutup
semua lubang Scupper dan minyak / kedap
8.
Sediakan/tempatkan
bahan penyerap minyak (SOPEP) di dekat lokasi
9.
Membangun
Sistem komunikasi umum di antara pengisian bahan bakar, perwira jaga &
kamar mesin
10.
Komunikasi
ke supplier
11.
Cek
semua pipa udara (Ventilasi) tangki yang diisi telah terbuka dan bersih
12.
Pastikan
semua pipa sounding tertutup erat, kecuali ketika menyonding tangki
13.
Cek
semua alarm peringatan level tinggi tangki (jika terpasang)
14.
Pastikan
semua tindakan pencegahan kebakaran dipatuhi
15.
Menempatkan
wadah penampung tetesan di bawah sambungan selang & plens
16.
Mencek
Jumlah dalam DO dan jenisnya sudah benar
17.
Tekanan
pompa supply dan jumlahnya disetujui
18.
Meninjau,
menyetujui dan mencatat pembacaan meteran barge/darat
19.
Pastikan
tangki overflow yg sudah ditentukan dipersiapkan
20.
Persiapkan
len pengisian dan buka semua valve yg sesuai
SELAMA BUNKER
1.
Mulai
bunker pada kecepatan pompa minimum
2.
Monitor
tekanan pada len supply (saluran pasokan)
3.
Menguji
kebocoran sambungan selang
4.
Turunkan
kecepatan pompa dan/atau buka tangki berikutnya sebelum tangki penuh
5.
Saksi,
tanggal, tanda jaga bersama & jaga sampel bunker yang tersegel
6.
Memberikan
peringatan tepat waktu pada supplier untuk mengurangi kecepatan pemompaan
7.
Memberikan
peringatan tepat waktu pada supplier untuk menghentikan pemompaan
SELESAI BUNKER
1.
Pastikan
semua selang sepenuhnya didrain (dikuras/dibersihkan)
2.
Tutup
dan bleng sambungan manifold
3.
Kosongkan
dan lepas slang
4.
Turunkan
bendera bunker (B)
5.
Konfirmasi
ulang semua saluran bunker dan katup pengisian tangki terikat (dikencangkan)
6.
Konfirmasi
ulang semua sounding/pengukuran bunker
7.
Meninjau,
menyetujui dan mencatat pembacaan meteran barge/di darat
8.
Verifikasi
semua perincian penerimaan bunker adalah benar
9.
Lengkapi
dan masukkan ke buku catatan minyak
RUMUS:
Kedalaman Air = ( UKC + Draft ) – Pasang Surut Pasang Surut = ( UKC + Draft ) –
Kedalaman Air Draft = ( Kedalaman Air – UKC ) + Pasang Surut UKC = ( Kedalaman
Air + Pasang Surut ) – Draf
 |
|
PEMBACAAN
DRAFT
Jika
garis air berada di bawah angka, maka artinya draft menunjukkan angka tersebut
(biasanya genap). • Namun jika garis air berada di atas angka, maka artinya draft
menunjukkan angka setelahnya (biasanya ganjil).
RUMUS: Draft depan = ( Draft tengah × 2 ) –
Draft belakang Draft belakang = ( Draft tengah × 2 ) – Draft bepan Draft tengah
= ( Draft depan + Draft belakang ) ÷ 2
|
 |
|
TRIM
Trim
adalah
(1)perbedaan
antara draft depan dan draft belakang;
(2)perhitungan
dari pembacaan draft kapal untuk mengetahui kemiringan kapal dari depan kapal
(haluan) atau dari belakang kapal (buritan).
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.